ads
Friday, March 9, 2012

March 09, 2012
8
Istri shalihah tidak akan pernah meninggalkan suaminya pada saat sang suami dibelit permasalahan maupun kedukaan. Ketika kebahagiaan dan rasa suka dinikmati bersama, kesedihan dan kedukaan pun sepatutnya dijalani dan diatasi secara bersama pula. Ibarat pepatah yang mengatakan ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Begitulah kehidupan berumah tangga yang harmonis dan saling melengkapi. Susah atau senang bersama.

Masih ingat kisah istri Nabi Ayyub a.s.? Ketika Nabi Ayyub bergelimang harta, sang istri selalu mendampingi dengan setia. Bahkan, ketika Nabi Ayyub diuji oleh Allah dengan beragam derita, sang istri pun tetap setia mendampingi. Namun sayang, kesetiaan sang istri mulai digoyahkan oleh syaitan. Bisikan demi bisikan dihembuskan ke telinga dan hatinya, sampai akhirnya ia tidak sabar menghadapi keadaan suaminya. Dia lalu memutuskan meninggalkan Nabi Ayyub a.s. seorang diri dengan segala penderitaannya.

Atas rahmat dan karunia Allah swt, saat hidup seorang diri inilah Allah swt justru menyudahi ujiannya. Nabi Ayyub sembuh dan kekayaannya kembali seperti sediakala. Nabi Ayyub a.s. berhasil melewati ujian Allah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Kesabaran, keikhlasan, dan penerimaannya terhadap takdir Allah inilah yang menjadi bukti bahwa Nabi Ayyub adalah hamba pilihan Allah swt.

Singkat cerita, Nabi Ayyub menerima kembali istrinya mendampingi hidupnya. Dia telah memaafkan sang istri yang telah meninggalkannya seorang diri dengan penderitaan dan penyakit yang menggerogoti sekujur tubuhnya.
Begitulah kisah Nabi Ayyub dan istrinya. Lalu, apa yang bisa kita jadikan pelajaran dari kisah tersebut? Yaitu, ajaran bagi istri agar selalu setia mendampingi suami dalam suka maupun duka. Dengan kesetiaan itulah ridha suami akan didapatnya, dan ridha Allah pun akan diterimanya.

Pelajaran lain yang bisa kita petik adalah ajaran bagi suami agar selalu berlapang hati memaafkan setiap kesalahan istrinya. Ketika yang satu meminta maaf, dan yang satunya lagi memaafkan, betapa indahnya harmonisasi hidup seperti itu. Begitu pula ketika sang istri setia dan sang suami membalas dan menghargai kesetiaan itu, sungguh keduanya pantas menjadi penghuni surga.

gambar: http://hariswanindra.blogspot.com

8 comments:

Mas Huda said...

benar juga ya jangan sampai gara-gara masalah kecil saja sudah ngambekan si istri.. bisa bahaya ntar kalau minta pulang ke orang tua

outbound malang said...

kunjungan sob ..
salam sukses selalu ..:)

iwan said...

saling memahami ya..bang^^

Irham Sya'roni said...

@choirul Hehehe... jadi ingat lagu "pulangkan saja aku pada ibuku, atau ayahku...". :-)

Irham Sya'roni said...

@outbound malang Makasih kunjungannya. salam sukses juga

Irham Sya'roni said...

@iwan Yup, benar sekali. Harus saling pengertian dan memahami.

Annur Shah said...

ini yg harusnya diterapkan oleh smw keluarga...
sayang tdak smw bgtu..

Irham Sya'roni said...

Annur EL- Kareem @ Semoga keluarga kita bisa menjadi cermin bagi yg lain dlam keharmonisan ya Nur. amin