ads
Monday, December 2, 2013

December 02, 2013
Hari itu masih sangat pagi. Kelinci tampak riang berjalan berkeliling hutan. Dia berjalan dengan kepala mendongak dan langkah yang dibuat segagah mungkin. Sesekali ia pun bernyanyi.
“Hai, Ayam, tahukah kamu akan ke manakah aku?” tanya Kelinci saat bertemu ayam.
“Memangnya kamu mau ke mana sepagi ini, Kelinci?” sahut sang Ayam.
“Aku akan menuju kebunku. Sekarang aku punya kebun wortel yang sangat luas. Wortelnya segar-segar dan manis. Hmmm, lezat sekali.”
“Wah, kamu hebat, Kelinci. Sepertinya baru kemarin aku melihatmu bersusah payah mencari-cari wortel di tempat ini, tapi sekarang kamu sudah punya kebun sendiri,” ucap Ayam.
Kelinci semakin terlihat angkuh setelah mendapat pujian dari Ayam.
“Itu belum seberapa, Ayam. Sekarang aku bisa melompat tinggi sekali, lho. Bahkan, aku bisa mencapai pucuk pohon yang tinggi,” ujar Kelinci bersesumbar.
“Benarkah? Kamu benar-benar hebat, Kelinci. Aku bangga mempunyai teman sepertimu,” ucap Ayam memercayai omongan Kelinci. Sebenarnya Kelinci hanya membual. Dia melakukan itu supaya dipuji oleh Ayam.
Kabar bahwa Kelinci mempunyai kebun wortel yang luas dan bisa melompat tinggi begitu cepat menyebar ke seluruh hutan. Semua berdecak kagum atas kehebatan Kelinci.
Sementara itu, Kelinci pulang dan tidur di rumahnya hingga menjelang sore. Ia lupa belum mencari wortel. Saking laparnya, ia kembali keluar rumah untuk mencari makan. Di perjalanan Kelinci bertemu dengan kambing.
“Kambing, beri aku sedikit rumputmu. Aku lapar,” pinta Kelinci.
“Ah, tidak! Bukankah kamu sudah memiliki kebun wortel? Maaf, rumput ini untuk bekal perjalananku pulang,” tolak Kambing.
Kelinci berjalan dengan memegangi perutnya yang lapar. Baru beberapa langkah berjalan, Kelinci melihat Jerapah yang sedang memetik buah di atas pohon.
“Jerapah, beri aku satu buah. Perutku sangat lapar,” pinta Kelinci.
Lho, bukankah kamu bisa melompat tinggi? Ambil saja sendiri! Aku masih sibuk. Sebentar lagi hari gelap,” jawab Jerapah. Jerapah pun tidak mau mengambilkan buah untuk Kelinci.
Hari sudah gelap, Kelinci tidak mungkin pergi ke tengah hutan untuk mencari makanan. Akhirnya, Kelinci kelaparan karena ulahnya sendiri yang suka membual.
Membual adalah mengumbar cerita berlebihan yang sebenarnya tidak nyata terjadi. Omong kosong. Jika kita suka membual, suatu saat pasti kita akan terkena imbasnya yang justru sangat merugikan kita.

0 comments: