ads
Monday, May 29, 2017

May 29, 2017

Fathimah begitu cemas dan sedih melihat Rasulullah tergolek lemah. Rasulullah memahami kecemasan dan kesedihan putri tercintanya itu. Dengan lembut beliau minta sang Putri mendekat ke tubuh beliau. Dengan suara sangat pelan beliau membisikkan sesuatu ke telinga Fathimah. Sontak air mata Fathimah tumpah.
Rasulullah kembali meminta Fathimah mendekat. Untuk kedua kalinya, beliau kembali membisikkan sesuatu. Kali ini wajah Fathimah berubah bahagia lalu tertawa kecil. Para istri Rasulullah, terutama Aisyah, menjadi penasaran.
“Apa yang tadi dibisikkan oleh Rasulullah ke telingamu?” tanya Aisyah.
Saya tidak ingin membuka rahasia ini, jawab Fathimah.
Fathimah memang tidak menceritakannya kepada siapa pun sampai Rasulullah wafat. Barulah setelah beliau wafat, Fathimah menceritakannya kepada Aisyah.
“Adapun bisikan yang pertama, saat itu Rasulullah berkata, ‘Biasanya Jibril  datang  kepadaku  untuk  mengulang  al-Qur’an  sekali  dalam setahun, tapi tahun ini dia datang dua kali. Aku rasa ini menjadi isyarat bahwa ajalku sudah dekat, maka bersabarlah dan bertawakallah.’ Itulah yang membuatkku menangis.”
Aisyah mendengarkan penuturan Fathimah dengan saksama. Fathimah kembali melanjutkan ceritanya, “Adapun bisikan yang kedua, beliau berkata, ‘Tidakkah engkau ridha/senang menjadi sayyidatu nisa’il alamin (penghulu para wanita di dunia ini)? Engkaulah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku.’ Inilah yang membuat aku gembira dan tertawa.”
Benar sekali, enam bulan setelah Rasulullah wafat, Fathimah pun wafat. Dia meninggal pada 13 Ramadhan 11 Hijriah dalam usia 28 tahun.

0 comments: